Hezelin duduk dengan lemas melihat lima mayat di hadapannya. Dia hampir saja terhanyut ke lubang yang sama dan membiarkan Xaviera Hecratius membiarkannya menguasai tubuhnya. Dia semakin kesulitan untuk kembali. Apa dia kehilangan itu sudah dekat? Dalam hati Hezelfin sangat merasa takut karena jika dia hilang maka sepernuhnya Xaviera akan menguasai dirinya. Dia tidak mau hilang. Tapi dirinya terus terseret ke dalam kegelapan. Ini kedua kalinya dia merenggut nyawa seseorang. Terlepas dia salah apa tidak, tangan ini mencabut nyawa mereka dengan sangat kejam dan membuat Hezelin membenci dirinya sendiri. “Kenapa harus aku?” gumam Hezelfin dengan tatapan kosong, dia memeluk lututnya dan pipinya basah karena air mata. Dia mendengar teriakan Vile. Teriakan itu yang menyelamatkannya untuk tidak j