Dering jam waker berbunyi nyaring memecah keheningan gelap suatu ruangan yang didominasi warna hitam dan putih. Mikaela menyingkirkan tangan besar yang menindih tubuhnya secara perlahan, dia bangkit dari ranjangnya sambil merentangkan satu tangan dan menguap, punggung tangan yang lain menutup mulutnya yang terbuka. Mikaela mematikan alarm jam tersebut, kemudian menengok buah hatinya yang sedang terlelap sambil tersenyum. "Aman, Ben tidak merasa terganggu sedikitpun," pikirnya memastikan apa yang tiap pagi ia pastikan. Tidak seperti pria tampan disamping Ben yang menggeliat menutup tubuhnya dengan selimut karena merasa terganggu dengan bunyi jam weker tersebut, tapi sepertinya ia memilih tidak berkomentar sedikitpun. Mikaela tersenyum geli melihatnya. Pemandangan yang setiap faj