*** Mansion Abraham Althaf, New York, USA., Kamar Dyrga dan Ayra., Malam hari., Pria itu masih menahan rasa kantuknya. Bukan karena ia akan menjadi peronda malam, tetapi dia masih setia melayani pembicaraan istrinya yang tak berhujung. Sudah hampir 1 jam berlalu sejak mereka naik ke atas ranjang, istrinya masih terus mengeluhkan hal yang sama. Dan itu membuat Dyrga sangat kesal. Tapi, apalah daya ia tak bisa menyela wanitanya sedikit pun. “Lalu aku harus apa, Hun? Kau tahu sendiri kalau Ara sangat keras kepala,” balasnya masih tetap memeluk sang istri yang sejak tadi bersandar di d**a bidangnya. Ayra mengernyitkan kening saat mendengar pernyataan suaminya barusan. Dia langsung menegakkan tubuhnya, lalu duduk menghadap pria yang telah