Dengan tangan yang masih gemetar, Zea mencoba mencubit pipinya. Rasanya sakit yang artinya ini bukan mimpi! Setelah itu, Zea sengaja memejamkan matanya selama beberapa detik lalu membukanya lagi. Hasil testpack-nya tetap garis dua. Tangan Zea masih gemetar, air matanya langsung merembes begitu saja. Ini sungguh nyata? Ia sungguh hamil? Ya Tuhan … Zea berharap ini benar-benar kabar baik setelah perjuangannya bersama Rubi selama ini. Zea kemudian keluar dari kamar mandi. Ia duduk di tempat tidur di mana Rubi masih memejamkan mata. Zea melirik jam dinding dan waktu menunjukkan pukul lima pagi. Zea sempat berpikir untuk memberi tahu Rubi nanti saja saat suaminya itu sudah bangun dari tidur lelapnya. Namun, Zea tak bisa menahan diri. Ia tak bisa bersabar lagi dalam menunda informasi penting

