Davin berjalan ke kamarnya yang sudah dibuka oleh Anika dengan membawa air di wadah dan juga sapu tangan. Perlahan Davin memasuki kamar sudah ada Anika yang tengah duduk membelakanginya. Mata Davin sudah bengkak karena menangisi Anika, rasa ketakutannya sangat besar jika Anika berpaling darinya dan pikiran yang memikirkan hal negatif terus saja berputar di kepalanya. "An ...," panggil Davin pelan. Anika tidak berbalik ataupun merespon Davin, wanita itu masih terus memunggungi Davin dan tidak berniat untuk membalas panggilan dari suaminya, tidak peduli jika Anika dikatakan istri durhaka, baginya Davin sudah sangat keterlaluan. "An," panggil Davin lagi. Kali ini Davin menyentuh bahu istrinya, tapi tidak cukup lama sentuhan itu sudah ditepis oleh Anika. Sekali lagi Davin menyentuh Anika