Anika menghela napas, sarapan paginya akan terasa seperti biasa karena adanya Yunita beserta anak-anaknya yang menganggu pikirannya. Walau mereka tidak melakukan apa pun, tetap saja kondisi mental Anika dipengaruhi dengan kehadiran mereka. Anika berjalan memasuki kamar dan melihat putranya sudah rapih dengan seragam sekolah. Anika mendidik Yudha agar terbiasa dan tidak manja padanya, sekarang hasil dudukannya berbuah manis pada anak sekecil itu. "Sudah siap, Nak?" tanya Anika dengan senyuman manis di pagi hari. "Sudah, Bunda." Anika mengelus kepala Yudha dengan sangat lembut, memegang tangan Yudha menuju ke arah meja makan yang masih belum terisi siapa pun di sana. Sebenarnya Anika sangat heran, tapi dia mengurungkan niatnya untuk mencari tahu karena merasa bukan urusannya. Anika mena