Davin menutup pintunya perlahan, dia menghapus sisa air matanya yang berada di pipi, Davin menghela napas lelahnya lagi, dia memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi ke depan. "Apa Anika bisa memaafkanku?" gumam Davin. "Vin ...." Suara panggilan dari Yunita membuat Davin mendongak menatap wajah wanita itu. Ternyata Yunita juga habis menangis, tapi entah kenapa tangisan Yunita tidak menyentuh hati Davin seperti dulu. "Apa kamu puas merusak semuanya? Sekarang Anika meminta bercerai padaku karena kamu mengatakan semuanya, apa itu yang kamu inginkan dari awal aku menikahimu?!" marah Davin. Napas semakin Yunita tercekat yang mendengar Davin mengatakan hal tadi. Dia melihat amarah yang dari tadi Davin pendam dilampiaskan padanya. "Apa aku tidak berhak memberitahunya, Vin? Apa kamu terlal