Dita terbangun pagi ini. Dia termenung memikirkan nasib calon bayi dalam kandungannya serta pekerjaan yang dia kerjakan sekarang. Arga ikut terbangun di sebelah Dita. "Kok melamun?" Arga meraih tangan Dita, lalu menciumi tangan itu dengan lembut. "Eh, enggak kok." Dita menyangkal. Arga menarik Dita hingga jatuh dalam pelukan Arga yang masih berbaring di ranjang. "Kamu kan hari ini libur. Tidur lagi aja." Dita menatap Arga dengan tatapan sedih. Melihat Dita yang begitu membuat Arga juga merasakan hal yang sama. Dia mencium kening Dita, lama. "Aku tahu kamu masih sedih. Tapi maaf hari ini enggak bisa nemenin kamu seharian karena ada janji dengan orang PH, nanti aku telepon Asti biar nemenin kamu di sini, enggak apa-apa?" "Enggak apa-apa. Aku juga pengen istirahat di rumah. Kamu p