“Kamu bisa bilang begitu, tapi apa kamu sadar kalau kamulah yang memancingku untuk melakukan itu? Aku tahu aku bukan siapa-siapa dan tidak akan berarti apa-apa untuk wanita hebat sekelasmu,” sindir Genta, “ada baiknya kita berpura-pura tidak saling kenal.” Genta berbalik. Namun, ia kembali menoleh ke arah Elizabeth. “Oh iya, aku mengatakan semua yang terjadi malam itu kepada polisi saat memberikan keterangan.” Genta kemudian pergi tanpa menoleh lagi.
Elizabeth duduk lemas lalu menangkup wajah dengan kedua tangan. Segenggam penyesalan menandu hati yang ragu. Berpura-pura tidak terpengaruh oleh kejadian malam itu, faktanya Elizabeth selalu merasa cemas akan memori tak terlupakan tersebut.
“Mas Abi ...,” ucap Elizabeth lirih.
Selama beberapa jam Elizabeth terjebak di dalam ruang kerjanya
