Elizabeth berusaha keras menghentikan tangisnya. Ia segera menyeka air mata dengan sehelai tisu. Selama beberapa saat ia menghela dan mengembus napas guna menenangkan dirinya sendiri. Setelahnya, ia menyalakan lampu. Dengan cepat ia memulaskan bedak ke wajah dan sekitar mata untuk menutupi mata sembapnya. Mengembus napas dengan mantap, Elizabeth kembali menginjak pedal gas. Sampai beberapa ratus meter mobil melaju, wanita itu masih tidak tahu harus pergi ke mana. Sebuah ide untuk menghibur diri menyambangi benaknya. Elizabeth membelokkan laju mobilnya ke sebuah hotel berbintang lima, Star Seasons. Ia tidak ingin menginap di sana. Wanita itu hanya ingin mencari hiburan di kelab malam yang berada di dalam gedung dan menjadi bagian dari manajemen hotel tersebut. Memasuki night club yang terk

