Deru emosi merayap dengan cepat dari kepala ke tangan Alex. Seluruh energi Alex kini berpusat di kepalan kedua tangannya. Mengabaikan situasi di sekitar mereka, Alex membalas pukulan laki-laki berkaus hitam tadi dengan melayangkan bogem mentah ke wajahnya. Tidak hanya itu, Alex pun beberapa kali menghantam perut laki-laki tersebut dengan lutut yang ditekuk sampai lelaki itu ambruk. Entah mendapatkan kekuatan ekstra dari mana, tetapi Alex mampu menghajar habis-habisan kedua laki-laki yang mengganggunya dan Malia. Alex bahkan nyaris tak melepaskan laki-laki berjaket yang mencolek pipi Malia. Meskipun laki-laki itu terlihat sudah tidak berdaya, Alex masih saja memukulinya. “Alex, sudah. Alex, kumohon berhenti! Kamu bisa membunuhnya.” Malia berusaha menghentikan perbuatan Alex kepada laki-la

