Elizabeth turun dari kamarnya di lantai atas ke ruang kerja. Dia memberi pesan pada Tina supaya memberi tahu Genta untuk menemuinya di sana. Elizabeth tidak mau pembicaraannya dengan Genta didengar oleh Tina maupun ART yang lain. Tidak menunggu lama, bunyi ketukan di pintu ruang kerjanya terdengar. Denyut waswas mengguncang diri Elizabeth. Meski demikian, Elizabeth berusaha untuk tetap terlihat dan terdengar tenang. “Masuk!” teriaknya. Pintu terbuka dan Tina masuk lebih dulu dari Genta yang berjalan sekitar dua meter di belakangnya. “Nyonya, Pak Genta—” “Kamu keluar saja,” potong Elizabeth. Tina menunduk penuh hormat. “Baik, Nyonya.” Pandangan Elizabeth mengikuti punggung Tina sampai ART senior itu benar-benar keluar dari ruang kerjanya. Setelah itu, konsentrasinya beralih pada Gen

