BAB 13 PERANG DINGIN

1885 Kata
Satu hal yang seharusnya mulai Geby catat 'jika menikah dengan seorang Jeremy Loghan tidak akan membuat hidupnya sama lagi seperti dulu!' Bukan hanya karena kekuasaan dan nama besar keluarga Loghan yang harus ikut ia jaga. Tapi pria tanpa hati itu juga dapat berbuat apapun terhadap dirinya. Akhirnya Geby terpaksa kembali menuruti kemauan Jeremy. Geby ikut pergi ke New York dan sama sekali tidak ada obrolan di antara mereka berdua di sepanjang penerbangan. Geby memang bisa sangat lembut ketika bersama James tapi juga bisa keras kepala luar biasa saat bersama Jeremy Loghan. Geby menganggap bebas harus bersikap seperti apa ketik mereka hanya berdua di kabin pesawat, tidak perlu berpura-pura. "Bersikaplah layaknya seorang istri jika di depan semua orang!" tegas Jeremy sebelum pintu jet pribadinya dibuka. Begitu mereka keluar, Jeremy langsung memperkenalkan Geby pada sekertarisnya yang bernama Ovelia Graison, seorang wanita muda yang cantik dan sama angkuhnya dengan Jeremy. Tak mengherankan jika sepertinya mereka bisa sangat begitu cocok sebagai pasangan. Bahkan Ovelia berani terang-terangan memperlihatkan kedekatannya dengan Jeremy. Terlihat sekali jika wanita itu ingin menunjukkan kepada Geby bila dirinya tetap lebih memonopoli seorang Jeremy Loghan. Terserah seperti apa hubungan Jeremy dan sekretarisnya sebenarnya Geby tidak mau tahu dan Geby juga tidak masalah jika Jeremy telah bercerita kepada wanita itu mengenai fakta pernikahan mereka. Tapi bukan berarti wanita itu boleh begitu lancang mengkritik dan berani menyelanya. Baru saja tiba Geby dan sudah dibuat kesal oleh komentar Ovelia karena dirinya dianggap tidak memakai pakaian yang cocok dengan Jeremy. "Mrs. Loghan apa Anda tidak membawa pakaian ganti?" Tatapan sinis Ovelia jelas meremehkan Geby, seolah dirinya wanita yang baru Jeremy pungut dari belantara hingga tidak pantas berdiri di samping pria seperti Jeremy Loghan. "Aku tidak tahu Mr. Loghan akan datang berdua dan kami hanya menyiapkan pakaian untuknya saja," ucap Ovelia masih dengan nada angkuh dan dingin yang sama. Jeremy baru keluar dari ruang ganti dengan penampilan yang lebih segar dan rapi setelah penerbangan mereka beberapa jam. Ovelia langsung menghampirinya dan menyentuh bahu Jeremy. Sementara Ovelia masih berbasa-basi minta maaf di depan Jeremy, Geby segera memotong. "Aku tidak akan berganti pakaian, bantu saja suamiku merapikan pakaiannya jika masih ada yang belum sempurna!" sarkas Geby sambil berjalan pergi. Walaupun mereka tidak memakai pakaian yang tidak seragam tapi bukan berarti pakaian yang Geby pakai lantas tidak layak. Semuanya memang serba mendadak Geby sama sekali tanpa persiapan ketika Jeremy memaksanya untuk ikut, tapi Jeremy tidak bermasalah dengan apapun yang dia pakai dari tadi. Sambil menahan rasa kesal Geby pilih menyingkir dan membiarkan Ovelia benar-benar membantu Jeremy merapikan pakaiannya. Geby tidak perduli ketika beberapa kali wanita itu sengaja memeluk pinggang Jeremy dan membelai dadanya sambil pura-pura membenahi dasinya yang sudah rapi. Geby juga pernah mencintai James Loghan sebagai atasannya karena itu Geby bisa maklum dengan hubungan mereka. Tapi tidak pernah sedikitpun Geby tidak menghormati istri dan pernikahan James seperti yang sengaja ditunjukkan oleh Ovelia Graison dengan begitu terus terang. Selanjutnya, Geby sedang duduk di samping Jeremy, sama-sama sedang mendengarkan Ovelia yang duduk di depan mereka sambil menjelaskan beberapa hal mengenai konferensi pers yang nanti juga akan diliput banyak media. "Mr. Loghan alergi dengan makanan manis seharusnya Anda sudah tahu!" tegur Ovelia ketika Geby hendak memasukkan gula ke dalam cangkir Jeremy. Bukannya berhenti Geby justru menambahkan krim kental dan dua balok kecil gula lagi ke dalam kopi tersebut kemudian meminumnya sendiri tanpa perlu menoleh Jeremy. Sebenarnya Jeremy juga tidak menduga Geby akan berbuat demikian bar-bar dengan menyerobot minumannya. Jeremy memilih diam tidak berkomentar karena tidak mau ikut terlibat dengan masalah wanita. Geby sudah berusaha bersikap layaknya istri yang baik tapi wanita itu terus sengaja mengkritiknya. Geby menduga Ovelia Graison memang sedikit sinting karena tidak terima tiba-tiba Jeremy menikahi dirinya. ***** Kali ini Geby dan Jeremy sedang dalam perjalanan menuju acara konferensi pers yang akan diadakan di gedung baru perusahaan mereka, jaraknya kurang lebih sepuluh menit perjalanan dalam kondisi lalulintas normal. "Suruh wanita itu menghormatiku meskipun dia tahu tidak ada yang nyata dengan pernikahan kita!" Geby memperingatkan Jeremy ketika mereka akhirnya bisa kembali duduk berdua di dalam mobil tanpa Ovelia Graison yang selalu menyela di antara mereka. Jeremy hanya menatap wanita di sebelahnya tanpa berkomentar walaupun dia baru tahu jika ternyata Geby bisa terganggu dengan sekretarisnya. Ovelia memang wanita yang tidak suka disaingi tapi Jeremy pikir Geby juga wanita yang sangat cerdas untuk tidak ambil pusing menanggapinya. "Ingat, kau membawaku ke sini untuk bisa dihargai dengan layak sebagai wanita yang sudah kau nikahi!" Geby kembali memperingatkan. "Kau tidak perlu cemburu pada siapapun." Cuma itu yang diucapkan Jeremy ketika sudah kembali berpaling dari Geby dan hanya melihat ke depan tanpa menoleh wanita di sampingnya lagi. "Jangan salah mengartikan ucapanku, Mr. Loghan!" bahkan Geby sengaja meniru cara Ovelia memanggil namanya. Geby sangat tidak suka dengan wanita yang tidak beretika dan ternyata Jeremy juga lebih tidak suka saat Geby menyebut nama belakangnya seperti itu tadi. "Ingat sekarang kau adalah istriku dan bersikaplah selayaknya wanita yang baru kunikahi!" tegas Jeremy sebelum membawa Geby keluar di depan begitu banyak kamera yang telah menunggu mereka. Jeremy Loghan selalu menggenggam tangan Geby di sepanjang konferensi pers tersebut. Geby juga selalu tersenyum menjawab pertanyaan seputar pernikahan mereka, seolah-olah mereka memang pasangan pengantin baru yang sedang sangat bahagia. Beberapa kali Geby menyebut nama Jeremy dengan lembut tanpa embel-embel nama belakang Loghan yang membuat Jeremy kesal jika keluar dari bibir wanita itu. Mungkin karena mananya dan James sama, jadi tiap Geby menyebut nama belakangnya maka justru James lagi yang terlintas di pikiran Jeremy. Dan begitulah seterusnya Jeremy akan kesal jika Geby menyebut-nyebut nama belakangnya. Seusai acara tersebut Jeremy langsung membawa Gaby pulang ke griya tawang mewahnya di kawasan Fourth Avenue, seperti janjinya Geby mendapatkan kamar sendiri di hunia super mewah yang menempati empat lantai teratas tersebut. Ada fasilitas kolam renang raksasa serta halaman rumput untuk golf di bagia rooftop-nya. Geby melihat keluar dari dinding kaca ke arah Central Park dan sisi yang lain kearah gedung kampusnya dulu Universitas Columbia, rasanya seperti pulang ke kampung halaman. Meskipun sekarang keluarga Harlot tinggal di kawasan Medina tidak jauh dari rumah keluarga Loghan di Washington. Jeremy sudah kembali berganti pakaian untuk segera pergi lagi. "Masih ada beberapa urusan yang harus segera kuselesaikan, lusa baru bisa kuantar kau pulang ke Yorkshire. Hubungi saja sekretarisku jika kau butuh sesuatu." "Aku bisa pulang sendiri!" kesal Geby. Lagi pula bisa-bisanya Jeremy masih menyuruhnya menghubungi wanita itu setelah perdebatan mereka di mobil tadi. "Kau tetap harus pulang bersamaku!" tegas Jeremy. "Memang apa yang bisa kulakukan di sini?" "Jadilah istri yang patuh hanya untuk dua hari saja!" Berulang kali Geby seperti tidak memiliki pilihan selain mengikuti keinginan seorang Jeremy Loghan yang bisa sangat semaunya sendiri mengubah jadwal mereka. Seharusnya dia sudah kembali besok bukanya lusa. {Cerita ini adalah karya asli dari penulis 'jemyadam' jika menemukan karya ini di manapun dengan nama penulis lain tolong bantuannya untuk melaporkan ke penulis melalui Instagrm 'jemyadam8' / F*B jemyadam. Dukungan pembaca sangat berarti bagai kami untuk terus bisa berkarya} ***** Kemarin Jeremy memang mengatakan hanya untuk dua hari tapi ini sudah hari ke tiga Geby hampir mati karena bosan menunggunya. Jeremy sama sekali tidak bisa dihubungi dan belum ada kembali sama sekali sejak dia pergi tempo hari. Karena kesal dengan Jeremy yang mengabaikannya dan semaunya sendiri akhirnya Geby nekat pergi ke kantor Jeremy tanpa memberitahu pria itu terlebih dahulu. Geby juga langsung masuk ke ruangan Jeremy begitu saja tanpa ada yang berani mencegahnya sebagai istri seorang Jeremy Loghan. Sialnya Geby cuma kembali menemukan sekretaris Jeremy yang gugup dan buru-buru kembali mengancingkan kemejanya. Sepertinya Ovelia mengira Jeremy yang masuk membuka pintu karena biasanya memang tidak ada yang berani masuk keruangan tersebut. "Di mana Jeremy!" tuntut Geby setelah berdiri di depan Ovelia Graison. "Mr. Loghan masih ada rapat dengan anggota direksi sebentar lagi selesai." Jika bukan karena sedang malu sebenarnya Ovelia sangat tersinggung dengan cara bertanya Geby yang seolah menuduhnya menyembunyikan Jeremy Loghan. Geby juga cuma melengkungkan ujung bibirnya dengan seringai sinis ketika melihat Ovelia Graison memungut kain tipis berenda dari sisi kakinya dan buru-buru memasukkannya ke dalam laci. "Aku akan menunggu!" Geby langsung memilih duduk di sofa tanpa dipersilahkan. Jangan bayangkan semengerikan apa atmosfer di ruangan tersebut ketika Gaby hanya balas memandang remeh pada Ovelia Graison yang dia yakin sudah tidak memakai celana dalam. Sudah lewat satu jam Geby menunggu tapi Jeremy juga belum kembali dan sepertinya Ovelia juga tidak bisa menghubunginya. Dari tadi wanita itu hanya mondar-mandir tanpa pernah berani benar-benar menatapnya. Geby baru tahu jika Jeremy memiliki kebiasaan mematikan ponselnya jika sedang sibuk sendiri. Begitu panggilan Ovelia berhasil tersambung justru terdengar suara wanita yang mengangkat teleponnya. Geby rasa percuma ia menunggu, dia segera berdiri untuk pergi tapi sebelum pergi ia sengaja menghampiri Ovelia. "Pakai lagi celana dalammu karena sepertinya suamiku masih terlalu sibuk di ranjang yang lain!" Walaupun kesal tapi Geby juga cukup puas bisa mempermalukan wanita jalang yang suka bertingkah seperti seorang ratu. Geby sudah tidak terkejut jika pria seperti Jeremy bakal memiliki banyak wanita, karena memang sangat mudah baginya untuk membeli apapun. Apalagi cuma wanita yang menghargai dirinya tidak lebih mahal dari seekor kucing hibrida untuk dipelihara. [Aku akan pulang sendiri jika kau tidak juga muncul, Mr. Loghan!] Sambil berjalan keluar dari gedung Geby mengetik pesan kepada Jeremy Loghan. Terserah, pesan tersebut bakal dia baca ataupun tidak karena Geby tetap akan benar-benar pulang sendiri ke Yorkshire. Begitu sampai kembali di tempat tinggal Jeremy, ternyata pria itu malah sudah duduk menunggunya. "Kau dari mana saja? " todong Jeremy begitu Geby baru masuk dan masih terkejut dengan kemunculannya yang luar biasa. "Seharusnya aku yang bertanya karena ini sudah sangat keterlaluan, Mr. loghan!" Wajah Geby langsung memerah karena kesal. "Kau meminta aku untuk menjaga nama baikmu tapi kau sendiri samasekali tidak menjaga etika. Sudah dua jam aku menunggu bersama sekertaris cantikmu yang bahkan tidak memakai pakaian dalam." Geby benar-benar jijik ketika harus sampai mengucapkan hal itu di depan Jeremy Loghan yang masih saja duduk tenang dan hanya menatapnya dingin seperti biasanya. Seolah hanya orang lain yang bisa bersalah dan dia tidak. "Lepas pakaianmu jika kau tidak mau aku melihat wanita lain! " tantang Jeremy, karena dia yakin wanita yang lebih memilih menggunting gaun pengantinnya hanya karena tidak bisa membuka kancing tidak akan punya nyali untuk melakukannya. Jeremy masih terlihat menopang dagu dengan ujung siku bertumpu pada sisi sandaran kursi menunggu keberanian Geby. "Tidak! karena aku bukan seperti wanita-wanita kotormu itu!" "Bagus jika kau paham." Jeremy masih menatapnya dingin seperti pria yang tidak punya hati atau pun sedikit saja kebajikan. "Kau tidak perlu ribut dengan wanita yang derajatnya tidak akan sebanding denganmu, Istriku!" Tidak tahu kenapa istilah 'istriku' yang baru dipakai Jeremy justru membuat tengkuk Geby merinding ngeri. "Aku tidak perduli kau tidur dengan wanita manapun aku hanya mau pulang!" Geby kembali fokus pada masalahnya. Jeremy cuma menatapnya semakin dingin, bibirnya terkatup rapat tanpa pernah berkedut sedikitpun seolah bencana apapun tidak akan sanggup mengerakkan hatinya yang sekeras batu. Tapi Geby yakin pria itu sedang memikirkan sesuatu, sesuatu yang hanya dia sendiri yang tahu, sesuatu yang sama keras dengan hatinya. "Ingat kau sudah bersumpah untuk tidak menyentuhku!" tantang Geby pada Jeremy karena masih duduk menatapnya tanpa bergeming. Geby mulai melepas kancing bajunya dan menanggalkannya satu-persatu. Geby sengaja membiarkan Jeremy melihat tubuh polosnya sejenak sebelum kemudian ia berjalan masuk ke dalam kamar. Jeremy tidak menduga jika Geby bakal begitu berani menelanjangi tubuhnya. Nampaknya Jeremy hampir lupa jika ia sudah menikahi seorang Harlot yang pastinya tetap harus membuatnya waspada ketika telah bersedia masuk ke dalam permainannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN