Keesokan harinya. Pagi itu tak ada obrolan yang terjadi di antara Dito dan Abel. Keduanya memilih untuk sibuk dengan pikiran dan urusan masing-masing. Saat membuka mata, hal pertama yang membuat Dito tersenyum lebar adalah melihat wajah putrinya yang masih terlelap. Jika di lihat dengan lebih seksama lagi wajah putrinya yang tengah tertidur itu mirip dengan sang ibu. Masih ingat di benaknya ekspresi Abel jika sedang tertidur. Keduanya terpejam tapi ada satu matanya yang sedikit terbuka. Mulutnya membulat persis seperti ekspresi putrinya. Dito tersenyum melihat semua itu. Ia mengecup wajah putrinya yang sangat menggemaskan. Lengan mungilnya itu merengkuh tubuhnya. Dito memeluk erat tubuh sang putri. Renata kembali terlelap, perlahan Dito melepaskan diri. Tubuhnya terasa gerah. Ia berm