Setelah berhasil menenangkan Rion, Geraldo mengajak anak itu kembali ke ruang makan. Mereka belum menyelesaikan sarapan mereka. “Papa janji … nanti malam Rion boleh tidur di sini?” Anak itu mendongak menatap berharap pada sang papa. “Iya … janji,” sahut Geraldo yang akhirnya menyerah pada keinginan sang putra. Namun, tetap ada tapinya. Rion boleh menginap hanya sesekali. Dan untuk malam ini, karena dia tahu Alice masih dirawat di rumah sakit, maka Geraldo mengizinkannya. “Papa tidak boleh bohong. Bohong itu dosa. Papa bisa dibakar di neraka kalau berbohong.” Geraldo yang sedang menggandeng sebelah tangan Rion, menoleh sesaat sambil geleng-geleng kepala. Kakinya masih berayun menuju tempat terakhir dia meninggalkan sang istri. “Papa takut neraka, kan?” Rion kembali bertanya. Dia ingin