"Maaf, Ma." Bram yang mendengar menghampiri mereka. "Tidak perlu lagi membahas hal ini. Saya juga tidak mengajarkan anak-anak melupakan mama mereka sekalipun sudah ada Puspa. Tapi tidak juga selalu membahasnya. Apalagi di depan istri saya." Bram memotong kata-kata Bu Harso. Pria itu sudah siap perang secara terbuka. Selama ini dia sudah berusaha menjaga perasaan mereka. Tapi sekarang sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa di diamkan. Dia sedang berusaha memulihkan rasa kepercayaan diri istrinya, tapi mereka kembali berusaha merusaknya. Bram sangat memahami, kasus pemerkosaan traumanya akan dibawa seumur hidup. Sekalipun pelaku sudah dihukum setimpal, bahkan dihukum mati pun, tidak akan bisa menghilangkan noda yang ditinggalkan. Bram juga memikirkan mamanya. Belakangan ini kesehatan mama