Tristan tidak membiarkan Seina protes sedikitpun, dia akan membuat Seina hanya mengeluarkan desahannya bukan protes karena dia mencumbunya di mana saja. "Aah- Sayang, stop." Ucap Seina yang bahkan sudah tidah tahan dengan hanya permainan jari Tristan, Tristan selalu bisa mempermainkan titik kelemahannya dan membuatnya selalu kalah duluan. "Aku ingin keluar." Racau Seina sambil menggigit bibir bawahnya, dan benar saja, tubuh Seina bergetar hebat, miliknya bahkan berked*ut karena Seina yang mendapatkan pelepasannya. Seina memeluk tubuh Tristan, dia masih mengatur nafasnya karena Tristan berhasil membuatnya mendapatkan pelepasan pertamanya. Trkstan terkekeh dan membaringkan Seina di atas sofa, Seina bisa melihat Tristan membuka semua kain yang melekat dalam tubuhnya. Seina tersenyum, tub