Kedua remaja yang baru saja menyantap makan siang itu terdiam dengan hanya duduk di kursi besi yang ada di taman. “Maksud kamu hantu itu tau di mana keberadaan Adisa sampai dia bisa niruin tulisan Adisa?” tanya Arham. “Bukan hanya itu, yang bikin aku takut itu adalah sosok itu sendiri, gimana kalau sosok yang sering aku lihat itu adalah Adisa?” Rena memilin tangannya sendiri. “Jadi Adisa sudah meninggal?” tanya Arham. “Aku gak tau, tapi semoga saja enggak. Oh ya, tadi pagi Dina ngirim alamat rumahnya Adisa, kita kesana yuk buat mastiin apa Adisa udah di temuin atau belum.” Arham mengangguk, keduanya lantas pergi menuju ke rumahnya Adisa yang lumayan jauh dari tempat Arham dan Rena berada sebelumnya. Butuh waktu tiga puluh menit menggunakan kendaraan bermotor sampai mereka berdua tiba