Malam hari, Rena duduk dengan Arham serta Vino di satu tikar di depan televisi. Tak ada yang berbicara sejak makan malam selesai, Arham dan Vino secara kompak memegang dagu lalu memiringkan kepala serentak ke kiri, kedua kaki bersila. Ketiganya masih memikirkan cara untuk menghentikan pembulian di sekolah, meskipun pembulian itu tidak berkaitan dengan Rena atupun Arham, tapi kejadian pembulian itu berada di sekolah mereka. Hembusan nafas panjang di hela bersamaan oleh ketiganya sebelum Arham dan Rena saling tatao. “Kita cari alamat cewek tadi gimana?” saran Arham. “Kesekolah, yuk.” Ajak Rena. “Ini ‘kan udah malam...,” Arham melihat jam tangan lalu kembali berkata. “udah jam delapan loh ini.” “Ngapain ke sekolah?” tanya Vino. “Ya gak tau. Jadi tuh tadi kenapa aku bisa tau ada orang d