Hanya bermodalkan kemeja panjang putih dengan celana bahan hitam dan peci sebagai pelengkapnya, Pak Damar sudah siap di depan seorang bapak-bapak yang akan menjadi wali nikahnya karena Kirana tidak memilki saudara laki-laki pun paman laki-laki dari jalur ayahnya. Jadi seperti ini adanya. Di dalam kediaman rumah Kirana sendiri yang menjadi tempat sumpah dan ikrar itu akan diucapkan. Ketika Pak Damar sudah memantapkan hatinya. Bukan berarti apa yang beliau inginkan harus jadi kenyataan. Namun kalau ini semua demi kebaikan, Pak Damar tidak peduli meski harus dicap sebagai orang yang mendahulukan napsunya daripada akal pikiran. Namanya juga manusia, pastilah memilki ego satu sama lain. Pemikiran merasa paling benar adalah sesuatu yang sudah biasa terjadi. Mungkin salah seseorang berpikir bah

