Dini hari Kirana terbangun. Gadis itu mendudukkan tubuhnya seraya melihat sekitar yang masih tampak sunyi. Matanya yang agak sulit dibuka, Kirana usap perlahan di bagian alis agar tidak merasa mengantuk lagi. Sampai akhirnya matanya bisa terbuka sempurna, gadis itu mengembuskan napas berat melihat kedua temannya tidur di bawah brangkar yang kosong. Kalau nanti mereka terbangun langsung berdiri, langsung terpentok kepalanya menghantam ranjang besi yang memang berada di atasnya. Mencari jam, Kirana menatap sekelilingnya. Hingga tanpa sengaja tanpa diduga, mata gadis itu membola disertai dengan dentuman di d**a yang terasa menyakitkan. Dia usap matanya sekali lagi berharap apa yang dilihatnya sekarang adalah mimpi. Kalaupun yang dilihatnya ini adalah kenyataan, maka Kirana berharap apa yang

