129. Bagai Benalu

2031 Kata

Agak siang, semua orang sudah berkumpul hendak kembali ke Jakarta. Jangan ingat lagi tentang semalam karena sungguh mau diapakan pun, tidak akan ada yang terjadi antara keduanya. Kalau untuk ke depannya, ya tentu saja semua orang mendoakan yang terbaik untuk mereka. Mengingat, Kirana dan Pak Damar sama-sama orang baik. Jadi, untuk apa orang-orang mendoakan yang buruk-buruk kepada mereka, kan? Bisa-bisa, doa yang buruk malah kembali kepada yang mendoakan dan itu sudah pasti sekali. “Wajahmu pucat sekali to Nduk, semalam ndak tidur ya?” Mbah Darmi meskipun sudah menggunakan kacamata untuk mempertajam penglihatannya yang memang sudah menurun, tetap bertanya meski bisa jadi ada malam yang indah antara Pak Damar dan juga Kirana. Namun, dari banyaknya kemungkinan yang ada, Mbah Darmi yakin tid

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN