Glek! Caca mulai susah menegukkan salivanya sendiri. ‘Sialan! Hentikan itu! Perutku sakit!’ umpat Gamal masih berusaha bersikap manis. Zu menghela panjang napasnya. ‘Apa kau bisa berhenti Mas Aka?’ Zu memberi peringatan pertamanya. Dyrga terus mengulum senyum. Sesekali dia melirik istrinya, memastikan jika wanita yang ia cintai ini tidak mencurigai sikap anak-anak mereka. Sebab kalau ia tahu Caca dipermainkan oleh Aiyaz, anak laki-lakinya itu pasti akan dimarahi habis-habisan oleh macan betina mereka setelah kembali ke mansion. Sebagai seorang Ayah, Dyrga tidak pernah betah jika mendengar omelan wanitanya terlalu lama. Sedangkan Dyrta, dia berusaha untuk tidak menyemburkan tawanya. Dia pikir kalau Aiyaz benar-benar mengikut