Dion dan Leony sudah duduk di sebuah restoran yang lengang. Mereka memesan makanan dengan menu yang sama, tapi sama-sama tidak menyentuhnya. Atmosfir di antara mereka terasa sangat canggung. Keduanya sama-sama mencuri pandang, namun juga sama-sama menundukkan kepala saat tatapan mereka beradu. Sudah hampir tiga puluh menit berlalu, tapi yang masih membersamai mereka hanyalah kebisuan. Hening dan tenang. Pegawai restoran yang berlalu lalang pun heran karena makanan di atas meja masih utuh tak tersentuh. Di sisi lain, handphone milik Dion yang tergeletak di atas meja dalam keadaan terbalik itu terus saja bergetar, tapi Dion sama sekali tidak menghiraukannya. Dion menatap Leony yang duduk di hadapannya perlahan, lalu mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat. "Aku akan mengakui sesuatu