"Mas Dion ... anda baik-baik saja, kan?" Seorang lelaki muda yang duduk di sebelah Dion menatap cemas. Lelaki berkulit putih yang merupakan bawahan Dion itu sedari tadi sudah memerhatikan bahwa Dion terlihat gelisah dan sesekali meringis. Mereka baru saja pergi menemui salah satu investor dari luar kota yang membuat janji temu di sebuah restoran. Selama aktivitas itu Dion pun juga sudah terlihat gelisah dan tidak nyaman. Beberapa kali Dion tidak menangkap dengan jelas apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya. Pertemuan yang teramat penting itu pun nyaris berubah menjadi sebuah masalah yang fatal. Setelah rapat berakhir, mereka lanjut makan-makan terlebih dahulu. Namun saat itu Dion malah semakin gelisah. Bulir-bulir keringat dingin terlihat merembes dari keningnya. "Mas Dion!" sergah lel