Firasat dan Ancaman Lain

1425 Kata

Satu jam telah berlalu, dan Joni masih berpikir. Sementara itu, Aul masih menonton televisi. Mereka benar-benar tak punya kegiatan apa pun di rumah itu. Mereka hanya bermalas-malasan, terlebih Aul. Masih lumayan dengan Joni yang otaknya sedang memikirkan soal kemungkinan serangan. "Sudahlah, jangan terlalu memikirkan hal yang serius begitu. Pikirkanlah hal lain. Ayo alihkan sejenak dengan menonton tayangan televisi." "Ah, menyebalkan. Seharusnya kita bermain game. Benar, kan? Atau kau bermain game dan mendapat omelan ibumu. Atau aku sepulang dari kampus, pergi ke kafe sampai sore hari, tanpa memberitahu kakakku. Aku merindukan semua momen itu." "Benar. Kita akan merindukan banyak hal, ketika hal-hal itu sudah sulit untuk digapai. Seolah hilang dari jangkauan kita. Aku juga kesal dengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN