Zalma sedang berada di ruang kerjanya. Pesawat telepon di sisi kiri tangannya berbunyi. Ia menekan tombol speaker. “Ya, Barbara?” “Nona, asisten Tuan Alex yang bernama Maynard menghubungi saya lagi. Dia meminta nomor ponsel Nona Zalma.” Menarik napas panjang, meletakkan pulpen yang sedang ia gunakan untuk merevisi berkas-berkas penting, kemudian mengembus panjang. Kebimbangan merajai, kebingungan mendera. “Menurutmu aku harus berikan nomorku atau tidak, Barbara?” Sekretaris pribadi Zalma menjawab diplomatis, “Kalau dari sisi bisnis, sebaiknya berikan saja. Karena biar bagaimana pun juga Tuan Alex adalah investor utama kita.” “Kalau dari segi apa yang sudah pernah terjadi, saya tidak berani berkata apa-apa.” Barbara sudah ada di lingkungan keluarga Yan sejak bertahun-tahun lalu. Awal