Mentari pagi sudah mulai menyeruak dan mengerikngkan embun saat ada yang menepuk pelan kaki Dantheo. Pemuda itu membuka mata. Gabriel sang bodyguard ada di sana. “Tuan tidur di sini semalaman? Saya diberitahu oleh anak buah Tuan Yan kalau Anda ada di sini,” ucap sang pengawal memandang khawatir. “Tuan baik-baik saja? Kenapa tidak tidur di kamar bersama Nona Zalma?” Dantheo mengembus panjang, lalu duduk. Ia menguap, meregangkan tubuh, lalu melihat jam di tangan. Sudah pukul delapan pagi. Kurang empat jam lagi akan berangkat kembali menuju Los Angeles. “Aku ketiduran di sini,” jawabnya singkat. Menarik napas panjang, ia melirik sambil bertanya, “Apa kamu mencariku karena Zalma mencariku?” Gabriel menggeleng. “Tidak, saya belum bertemu dengan Nona Zalma sejak semalam.” Jawaban yang tida