Duduk di kursi kedua, Shuhua menelan salivanya kasar melihat dua orang yang menjadi tetangga di tempat kelahirannya. “Mama sama Papa kok gak bilang ada di Bandung?” “Kenapa mesti bilang?” “Ya soalnya nanti Cici bisa pesen apa gitu, minta dibawain apa, pelit amat sih.” Akila langsung tertawa seketika. “Tuh ada makanan di kursi belakang, ambil aja.” “Asekk.” Satu karton kue yang sepertinya baru saja dibeli oleh Akila. Aromanya bahkan masih sangat menyengat. “Makasih.” “Ci, temen kamu gak papa kamu tinggal di cafee?” tanya Papa Kris. “Gak papa sih, udah biasa Cicii kalau tiba tiba ilang.” “Ohh….. Ci,” panggil pria itu lagi. “Kenapa? ngomong aja, mau jajanin Cici?” “Bukan, kamu udah punya pacar belum di kampus?” “Belum, emang kenapa?” “Masih suka sama Galaxy?” Plak! Sang istri yang