Malam harinya, Rana sedang bersama Nadia. Seperti biasa seusai makan malam, Rana menemani Nadia di kamarnya untuk belajar. Nadia memang anak yang pintar, dia sudah bisa membaca dan menulis, meski membacanya belum lancar. “Bunda, ini benar kan nama ayah?” tanya Nadia dengan menunjukkan hasil tulisannya pada bundanya, dia menuliskan namanya dengan nama ayahnya. “Ih, pintar sekali kamu, Sayang,” ucap Rana dengan membaca nama Leo Atmajaya yang Nadia tuliskan. Nadia melanjutkan menulis dan belajar lainnya. Rana melihat anaknya yang benar-benar serius belajarnya. “Baru di kasih tahu tadi siang nama ayahnya siapa, dia sudah bisa menuliskan nama ayahnya di samping namanya sendiri. Apa memang benar, anak perempuan pasti lebih dekat dengan ayahnya? Sama juga dengan aku, aku juga sangat dekat den