"Pak..." sentuhan tangan Adri dilengannya membuat Rully berhenti melangkah. "Apa?" tanyanya datar. "lakuin aja apa yang mereka minta," gumam Adri dengan nada bergetar. Rully membelalakan matanya. "Apa?" "Bertunanganlah sama Tasha, a—aku..." Rully menghempaskan tangan Adri kasar. Tatapannya menyiratkan kekecewaan. "Oh. nggak ada satu orangpun yang mihak sama gue! Yang gue butuhin tuh semangat, bukan ucapan sialan lo itu! Lo ternyata sama aja kayak mereka!" Adri mengerut ketakutan. Bentakan Rully benar-benar menakutinya. "Bukan, maksud saya..." "APA?" Adri memejamkan matanya, ketakutan. “Kita nggak pacaran pak, bapak ngga perlu menggunakan alasan itu untuk menolak perjodohan...” Rully yang sudah dilanda emosi semakin merasa marah akan sikap Adri. "Alasan g

