"Izinin mas jadi orang pertama yang bisa kamu cintai.” . . . Kerutan di dahi Adri semakin dalam. Dia merasa tidak sebodoh ini. Tapi kenapa kata-kata Rully jadi seperti tulisan Thailand yang mirip ukiran. Tidak bisa terbaca sama sekali. "Aku, aku mungkin nggak ngerti tentang cinta. Tapi, apakah bap—eh mas cinta sama saya?" Rully tersenyum. "Iya, saya cinta sama kamu, Adri." Adri memegangi dadanya. Aduh gue pengen mati rasanya. "Sejak?" Nyium gue? Tinggal bareng? Sejak kapan Ruliano! Lo tuh bikin gue jantungan hari ini! "Kamu pasti nggak inget. Sejak pertama kali kamu ngatain mas." Hah? Gue sering ngatain emang. Bahkan setiap kali gue marah, gue selalu ngatain dia. "Di pertemuan pertama kita, Adri, kamu manggil mas om-om m***m, harus apa mas in

