BAB. 56

1394 Kata

Fitri menolak untuk bicara ke rumahnya Parmi di mana berlawanan arah dengan tempat tinggalnya sekarang. Ia baru menyadari saat akan mengambil motornya dari parkiran. Membuat Parmi berdecak sebal juga … agak mencurigai Fitri jadinya. “Bukannya kita searah, ya? Kenapa kejauhan, sih?” Wanita berlesung pipi itu kelabakan. Mencari alasan yang sangat tepat agar Parmi tak terus menerus memberi tatapan curiga. “Aku … ehm, kurang leluasa aja bicara kalau di rumah Mbak. Bukan enggak menghargai gitu, Mbak,” kata Fitri dengan cengiran canggungnya. Berharap kalau Parmi melunturkan sikap waspadanya itu. Dan benar saja, harapan Fitri terkabul. “Oke, lah.” Parmi mengedikkan bahunya. “Ke kafe yang di Blok M?” Fitri mengangguk cepat sembari tersenyum lebar. Kembali ia melanjutkan aktifitas yang tertund

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN