BAB. 50

1714 Kata

Naima tak peduli kalau Andra pulang terlambat kali ini. Dengan alasan apa pun. Naima sudah mematikan tombol peduli dalam hidupnya. Apa yang ternyata ia pikirkan, semua dijungkir balikkan dengan sempurna oleh orang yang sangat ia cintai itu. Wajahnya ia topang dengan telapak tangan. Ia memilih menatap luar jendela perjalanan pulang ke Jakarta pagi ini. Ia juga tak bicara juga bertanya dengan apa Andra kembali ke rumahnya. Ia butuh sendiri. Hantaman pengakuan semalam membuat koyak sebagian, ah … hampir seluruh hidupnya. Naima jatuh tertidur saking lelahnya menangis enttah di pukul berapa. Ia sampai merasa kalau jarum jam berputar lama sekali. Ia ingin pulang. Bertemu dan memeluk anak-anaknya. Siapa tau, dengan seperti itu ada sebagian dari dirinya yang kembali. Meredam segala sesak y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN