BAB. 54

1643 Kata

Pagi di kala sarapan, ia tetap menjadi Naima yang biasa. Naima yang banyak tersenyum dan meladeni suaminya. Juga kedua anaknya agar tak timbul rasa curiga. Sudah cukup semalam Kiran banyak bertanya ketika Naima tidur di sampingnya. Anak bungsunya ini sangat perasa. Mungkin tingkat pekanya sangat tinggi di mana Naima dibuat tak berdaya di setiap pertanyaannya itu. Terutama pertanyaan yang membuat Naima hampir kelepasan bicara. “Ibu … lagi marahan sama Bapak, ya?” Wanita itu hanya tersenyum singkat. Dibawanya tubuh sang putri dan memeluknya dengan erat. Dikecupnya berkali-kali puncak kepala Kiran ditambah kata-kata peringatan agar anaknya segera pergi tidur. Esok masih harus sekolah sebelum hari pagelaran tiba. “Ibu enggak asyik, ah.” Kiran berkata dengan bibirnya yang cemberut. Lalu sedi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN