“Saya terima nikah dan kawinnya Zaskia Larasati dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Kata-kata itu bagai mimpi untuk Kia. Waktu terhenti bagi hidupnya sepersekian detik. Bukan lantaran haru atau bergembira lantaran kini ia bukan lagi gadis lajang. Namun risiko di balik ucapan yang kini mengikatnya dalam ikatan yang sakral meski sah di mata agama, belum hukum. Ekor matanya mengedar cepat memperhatikan sekelilingnya. Hampir kebanyakan yang hadir adalah orang yang ia kenal. Tak banyak. Hanya ada Pak RT, dua orang yang dianggap sesepuh di lingkungannya, ayahnya, juga sang adik. Lalu … pria yang ia kenal hampir tiga tahun lamanya. Dan sekarang pria itu berstatus sebagai suaminya. Suami. Satu kata yang membuatnya bergidik ngeri. Bagaimana bisa ia dengan penuh kesadaran menerima lamaran
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


