“Sayang.” “Iya, Mas. Mau muntah lagi?” Elang mengangguk. Setelah bangun tidur dia terus memuntahkan semua makanan yang baru saja dimakan. “Lapar.” “Bibik tadi bikin sup ayam rempah. Mau?” “Iya, tidak usah pakai nasi, Yang.” Arumi mengambil mangkuk yang berisi sup ayam yang baru saja Bibik antar ke kamarnya. Elang terlihat semakin pucat membuatnya semakin khawatir. “Sambil duduk ya?” Elang mengangguk lagi, merentangkan kedua tangannya agar dibantu oleh istrinya. Perut kosong membuatnya tidak memiliki tenaga. “Coba sedikit dulu kalau nggak muntah nanti Rumi tambahi ayamnya.” Elang membuka mulut saat Arumi menyuapinya. “Rasanya pahit,” ucapnya. “Mami tadi minta Bibik banyakin rempahnya sekalian buat obat untuk Mas Elang. Tapi masih bisa dimakan ‘kan?” “Hmmm, hanya sedikit aneh saja

