Bibik mencari saklar untuk menyalakan lampu di ruang kerja Elang. Sementara Arumi masih terus memanggil suaminya. “Mas Elang nggak ada di sini, Bik?” “Coba cek di balkon, Non. Biasanya Aden sering membaca buku di sana.” Arumi bergegas menuju balkon. Dia membuka pintu dengan tergesa hingga membuat kaget seseorang yang sedang fokus membaca. “Ya allah, Mas Elang!” seru Arumi. “Kenapa enggak jawab waktu Rumi panggil?” Elang menatap wajah Arumi yang sudah memerah akibat panik. “Sayang kenapa sampai berkeringat begini?” “Mas Elang jahat!” “Kok nangis?” Elang membawa istrinya ke dalam pelukannya. Tangisan Arumi semakin keras membuatnya semakin merasa bersalah dengan sikapnya yang sengaja mengabaikan istrinya. Sebenarnya, waktu Arumi datang Elang berada di balkon kamar. Dia masih kesal de

