"Rein, gimana ini? Gak mungkin salah satu dari kita menandatangani surat itu kan?" Tanya Ganda dengan cemas pada Rein. Ganda heran karena Rein tampak biasa saja, tidak sepanik dirinya. Tapi sekecil apapun jika menyangkut mungilnya, dia pasti akan kelabakan. Seperti saat ini, melihat Gadis dengan wajah pucat, dengan selang oksigen dan infus di tubuhnya, membuat hati Ganda kembali berdesir. Mendadak bayangan Rissa dengan segala alat bantu hidupnya dulu seperti terputar kembali di otaknya. Ganda menggenggam tangan Gadis penuh sayang. Sesekali diciumi, seakan tak mau dilepas lagi. "Aku coba telpon paklek dan Bima dulu ya" "Biar aku saja yang menelpon, Rein." "Lebih baik kamu menemani Gadis, dia lebih membutuhkanmu daripada aku di sisinya. Lihat saja tautan tangan kalian. Aku heran kenapa s