Usai pergulatan panas pelepas rindu penuh nafsu tadi, Archio dan Venus belum mengenakan kembali pakaiannya malah berbaring saling berpelukan di atas ranjang dibalut selimut. Mereka berdua melamun selama beberapa lama dari saat jantung keduanya masih berdetak sangat kencang usai mendapatkan pelepasan yang luar biasa nikmat hingga sekarang telinga Venus yang menempel di d**a polos Archio bisa mendengar kalau detak jantung pria itu sudah normal sama seperti dirinya sekarang. “Wulan divonis kanker perut,” ujar Archio memecah hening. Venus langsung menjauhkan sisi wajahnya dari d**a Archio, menarik selimut mengapitnya di ketiak—dia menegakan tubuhnya demi bisa menatap mata indah pria itu. “Kapan? Kok bisa?” Sorot mata Venus menuntut penjelasan. “Jadi waktu hari Sabtu kemarin dia datang ke