“Ibu belum tidur?” Archio malah balas bertanya.
Dia menyimpan gelas yang sudah kosong ke dalam bowlsink.
Ibu mengembuskan napas, dia menarik stool lalu duduk di sana.
Baik ibu dan Archio tidak menjawab pertanyaan yang ditujukan untuk mereka, menguap begitu saja tanpa jawaban.
“Kamu udah makan?” Ibu bertanya lagi.
“Udah Bu.” Archio duduk di depan ibu.
“Tadi Archi ke restoran tapi ibu lagi sibuk, jadi Archi langsung ke kantor karena banyak yang harus Archi kerjain.” Archio menjelaskan.
“Lalu bagaimana kerjaan kamu di Jakarta? Kayanya anteng banget kamu di sana?” Archio menyadari ada sindiran terselip dalam kalimat ibu barusan.
Archio menundukan pandangan bersama senyum tipis, dia menunjukkan gesture seperti sedang kasmaran.
Ibu jadi kesal.
“Bu, boleh Archi curhat sama ibu?” Archio
