“Mas ….” Venus menarik tangan Archio yang hendak membalikan badan untuk masuk ke dalam kamar mandi. Archio menatap malas Venus membuat hati Venus berdenyut ngilu karena biasanya tatapan penuh cinta dan memuja yang selalu diberikan Archio kepadanya. Venus tahu kalau Archio sedang kecewa. “Jangan marah,” rengek Venus sembari memeluk Archio. “Kenapa kamu nyuruh dia masuk ke apartemen kita? Nanti kalau dia malah maksa mau nginep gimana? Dia itu licik, sayang.” Archio mendorong pelan pundak Venus untuk memberi jarak agar dia bisa menatap mata istrinya. Kedua tangan Archio meremat pelan pundak Venus. “Aku tahu dia licik, kita tahu dia licik … kita ikutin aja permainannya … lagian aku enggak enak nanti sama ibu kalau kita enggak menerima Wulan dengan baik, benar kata Wulan … dia anak angkat