“Makasih ya Pak Wildan.” Venus beranjak berdiri sembari mengulurkan tangan lagi. “Loh … mau ke mana?” tanyanya sambil ikut bangkit dari sofa. “Mau pulang, maaf ya … saya ganggu waktu di luar kerja Pak Wildan.” Pria itu tersenyum manis sekali tanpa memperlihatkan giginya. “Enggak apa-apa, anggap aja saya bantu teman.” Wildan menjabat tangan Venus tapi menahan sebentar, tidak langsung melepaskan. Ditatapnya mata Venus lekat dan ketika ekspresi Venus sudah berubah menjadi merasa tidak nyaman, Wildan langsung melepaskan tangan Venus. “Jangan gitu, Pak … kita profesional aja, saya masih mampu kok bayar Pak Wildan.” Venus mengatakannya dengan cara paling sopan meski dia merasa tersinggung dengan gesture tubuh yang ditunjukan Wildan. Mata Wildan seolah mengatakan kalau Venus bisa memb