"Bagaimana perasaanmu sekarang, Zaya?" tanya Juna usai mereka makan.
"Ini jauh lebih baik, Juna. Bahkan kau bisa membuat ku melupakan beberapa hal sebelum ini," kata Zaya tersenyum.
"Benarkah?"
"Iya, dan aku sangat berterima kasih untuk itu."
"Aku senang mendengarnya," kata Juna tersenyum.
"Baiklah, aku akan membereskan ini," kata Zaya bangkit dan mengambil piring-piring kotor.
"Biar ku bantu," kata Juna ikut mengambil.
Mereka melakukannya hingga berbolak-balik beberapa kali. Tawa terus mewarnai kebersamaan mereka, apalagi saat tidak sengaja, mereka hampir saling menabrak.
"Hati-hati, Zaya. Jika itu berat, biar aku saja," kata Juna mencemaskan.
"Aku tidak apa-apa kok, Juna." Zaya tersenyum.
Usai membawa masuk semua piring kotor ke dapur, Zaya sudah bersiap untuk mencuci sem
