Bianca ragu apakah keputusannya menerima ajakan untuk bicara di apartemen Nathan. Meski sebagian egonya berteriak melarang, nyatanya sebagian dari dirinya ingin ikut ke manapun Nathan membawanya pergi. Bukan tanpa alasan, walaupun emosinya belum stabil akibat tindakan Lucas kepadanya siang tadi yang membuatnya jadi lebih waspada kepada siapa pun terutama laki-laki yang berpotensi sama berengseknya seperti Lucas. Tapi Nathan, meski sedikit ragu, Bianca meyakinkan diri kalau Nathan bukan salah satunya. Bagaimanapun ia pernah mengenal Nathan, meskipun dalam waktu yang singkat, tapi sejauh ini Nathan adalah laki-laki terbaik yang pernah ia kenal. Laki-laki baik yang selalu ia mimpikan setiap malam. "Mau minum?" Suara Nathan menginterupsi Bianca yang berjalan di belakangnya, tampak mengedarkan