Bianca menghela napas kasar, bergegas keluar dari mobil Nathan tepat ketika mobil itu berhenti di parkiran sebuah rumah sakit. Bianca mengusap kasar wajahnya, terlihat frustrasi memikirkan sesuatu. Ya, sepanjang perjalanan tadi ia terus terusik oleh pernyataan Nathan. "Benar, aku harus membuatmu hamil, hamil anakku, dengan begitu papa tak punya alasan lain untuk menolak kehadiran kamu, malah papa akan mendukung hubungan kita ke jenjang yang lebih serius. Bagaimanapun aku tahu papa orang seperti apa, hatinya lembut, dia tak akan mungkin membiarkan seorang bayi lahir tanpa sosok ayah." Benar-benar mengganggu pikiran Bianca sampai detik ini. Apa Nathan bodoh? Atau sepolos itu pemikirannya? Kenapa ia mengambil pemikiran pendek seperti itu, tanpa mencerna lebih baik. Ya, memang benar, kebanya