s**t! Nathan kelepasan mengumpat, padahal di hadapannya ada Tamara. Bahkan ia refleks menggebrak meja, tentu saja sikapnya itu membuat Tamara langsung bereaksi. "Nathan? Kenapa?" Tamara tak lagi memanggil Nathan dengan sebutan Pak, karena mereka seumuran dan merasa panggilan nama jauh lebih membuat nyaman dan akan mengakrabkan mereka lebih cepat. Mengingat ke depannya brand pakaian perusahaan Nathan akan menggandeng Tamara sebagai desainer exclusive selama kontrak setahun ke depan. "Ada apa?" Ditodong pertanyaan yang tak mungkin dijawab, Nathan tampak kebingungan. Ia menelan ludah, meredam paksa emosinya yang membara di ubun-ubun. Meski pemandangan di luar restoran terus memprovokasi dirinya untuk murka, tapi akhirnya Nathan berhasil mengontrol diri. Bagaimanapun ia harus profesional, a