Chapter 13

794 Kata

Keadaan memang tidak memungkinkan untuk Shinta bisa bernapas lebih tenang seperti biasanya. Mulut kotor Raka berhasil membuat hatinya merasakan kesakitan yang begitu dalam. Tidak menyangka Raka akan menuduhnya serendah dan sehina itu. Tuduhan dan hinaan itu memang sudah terkomsumsi di balik ususnya yang kian merintih. Begitupun dengan perutnya terlihat enggan untuk menginginkan apapun, selain hanya muntahan tangis kesakitan dan memilih tenggelam dengan kubangan air mata itu sendiri. Namun apa yang harus di lakukan Shinta ketika tumpuan bebannya mengharuskan ia untuk bergerak ke arah dapur, memasak sesuatu untuk si b******n itu agar bisa di lahap di jam makan malam. Dengan wajah yang berantakan seperti itu, mata sembab, hidung memerah, Shinta mencoba untuk bergerak agar tubuhnya sampa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN