Riyu masih sesegukan menahan tangis. Dia berusaha bersikap setenang mungkin. Dia berupaya untuk tetap terlihat tenang. Namun tetap saja, dia tidak bisa menahan rasa yang berkecamuk di dalam d**a. “Kenapa kamu nangis?” tanya Abian pelan. Riyu hanya menggeleng dan menyeka air matanya dengan hidung yang sudah memerah. “A-aku nggak apa-apa, kok,” jawab Riyu. Raymon mengembuskan napas gusar. “Kalo nggak apa-apa kenapa lo nangis?” Hening. Darrel pun juga menatap Riyu lekat-lekat. “Ada apa …? apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan?” Riyu menatap semua dengan mata yang sudah basah. “Hanya saja … bukankah setiap perpisahan itu memang menyedihkan? A-aku hanya merasa sedih karena harus berpisah dengan kalian semua. Padahal kita baru saja dekat, tapi ….” Kalimat Riyu terhenti karena alira