Berbeda di malam-malam biasa di rumah, malam ini tampaknya Edwin ingin memperlakukan Fira dengan lemah lembut di dalam kamar hotel, memanjakannya. Saat Fira duduk di depan cermin, hendak melepas seluruh perhiasan di tubuhnya, Edwin mendekatinya, berdiri di belakangnya dan memberinya pelukan hangat dan erat. “Edwin, bisa menunggu?” Fira sedikit mengelak. “Ya, aku memang sedang menunggumu.” Edwin sejenak memundurkan tubuhnya, lalu merogoh saku, kembali mendekati Fira, tapi kali ini kedua tangannya terulur ke depan muka Fira, mengalungkan leher Fira dengan seuntai kalung berlian yang sangat berkilau, dan mata Fira ikut berkilau saat melihatnya. “Oh, Edwin.” Fira meraba-raba lehernya yang sudah berhias kalung indah berkilau. Wajahnya berbinar, tidak pernah memimpikan ini sebelumnya. Edwin

